Minggu, 21 Mei 2017

Failure Distribution

Kelompok 2
Rizka Azhari Y.F. 
21090114120022

Akbar Ramadhan
21090114120044

Alfri Rakanda Putra

21090114130094

Beberapa faktor penting harus diperhatikan dalam melakukan analisis keandalan. Faktor penting pertama dalam melakukan analisis keandalan adalah mendefinisikan kegagalan. Apa yang dimaksud dengan gagal. Mesin mati dan menyebabkan pesawat jatuh pasti semua setuju untuk disebut gagal. Akan tetapi jika pesawatnya tidak jatuh, apakah masih disebut gagal? Jika listrik PLN mati dan diesel generator perlu waktu 30 detik untuk menggantikannya, apakah ini kegagalan? Gagal atau tidaknya sangat ditentukan oleh beban yang dipasok. Jika bebannya adalah lemari pendingin (freezer) yang dipakai dalam suatu pabrik pengolahan ikan maka pemadaman 30 detik jelas bukan merupakan kegagalan. Akan tetapi jika bebannya adalah pusat data dengan banyak komputer, pemadaman 30 detik jelas merupakan kegagalan. Jadi dalam melakukan analisis keandalan, langkah pertama adalah mendefinisikan apa yang dimaksud dengan kegagalan.

Sebagai contoh sistem kelistrikan yang melibatkan diesel genset diperlihatkan di Gambar 1. Kita melakukan analisis sistem ini jika memasok pabrik pengolahan ikan, dengan beban utama freezer, dan jika memasok pusat data dengan beban utama komputer. Untuk pusat data, diasumsikan kegagalan sumber listrik utama adalah dua kali setahun. Karena pemadaman sumber merupakan penyebab utama kegagalan, nilai MTTR hanya ditentukan oleh waktu yang diperlukan untuk mengoperasikan automatic transfer switch (ATS) dan starting diesel generator.
Untuk pabrik pengolahan ikan, pemadaman sumber utama tidak bisa dianggap kegagalan karena pemutusan beberapa detik atau beberapa menit untuk mengoperasikan ATS dan starting diesel generator tidak akan menyebabkan gagalnya pendinginan yang dihasilkanfreezer. Oleh sebab itu, jika sampai terjadi kegagalan, pasti permasalahannya ada pada kerusakan jaringan listrik dan peralatannya sehingga MTTR yang diperlukan bisa kita asumsikan sekitar 2 jam.


Tabel 2 memperlihatkan hasil analisis yang didapat. Kedua kasus menghasilkanavailability yang sangat tinggi dan mempunyai nilai yang hampir sama. Akan tetapi, keandalan kedua sistem sangat berbeda. Keandalan sistem yang memasok pusat data mempunyai nilai yang jauh lebih rendah dibanding yang memasok pabrik pengolahan ikan.
Untuk memperbaiki keandalan pusat data, kita bisa menambahkan UPS seperti terlihat di Gambar 2. UPS cocok untuk mengatasi pemadaman jangka pendek. UPS biasanya dipilih sedemikian rupa sehingga baterenya mampu memasok beban selama waktu sekitar 30 menit. Dengan menambahkan UPS, bisa kita lihat di Tabel 3 bahwa keandalan sistem kelistrikan yang memasok pusat data naik secara signifikan.

Selain dipengaruhi oleh MTBF dan MTTR dan juga oleh jumlah komponen, keandalan suatu sistem kelistrikan juga dipengaruhi oleh jumlah beban yang dipasok. Untuk menunjukkan pengaruh jumlah komponen dan jumlah beban, kita tambahkan suatu trafo dan panel distribusi ke model pabrik pengolahan ikan. Selain itu, kita analisis juga apa pengaruhnya jika jumlah freezernya ada 10. Untuk pusat data, kita tambahkan panel distribution unit (PDU) dengan beban satu komputer dan 10 komputer. Kita asumsikan bahwa kegagalan satu freezer atau satu komputer dianggap sebagai kegagalan sistem. Tabel 4 memperlihatkan hasil analisisnya. Jelas bahwa ketersediaan dan keandalan menurun dengan naiknya jumlah beban.

Faktor lain yang berpengaruh pada keandalan adalah waktu. Tabel 5 memperlihatkan analisis keandalan suatu sistem ketenagalistrikan jika periode waktunya berbeda. Jelas bahwa semakin panjang periode waktunya maka semakin rendah keandalan sistemnya. Itulah sebabnya menyatakan keandalan tanpa keterangan waktu menjadi tidak ada maknanya.

Walaupun keandalan dari pusat data yang dilengkapi UPS sudah cukup tinggi, dalam banyak kasus keandalannya masih dianggap kurang tinggi. Untuk mencoba memperbaikinya, kita harus menghilangkan titik tunggal penyebab kegagalan (single point of failure). Titik tunggal penyebab kegagalan adalah adalah sembarang komponen atau bagian dari sistem, dari sumber sampai beban, yang mana jika mengalami kegagalan akan menyebabkan gagalnya sistem. Keandalan sistem ditentukan oleh keandalan titik tersebut. Untuk sistem di Gambar 2, ada banyak titik tunggal penyebab kegagalan. Memang, penambahan UPS menyebabkan sumber bukan lagi merupakan titik tunggal penyebab kegagalan. Akan tetapi, masih ada ATS, busbar input, busbar output, dan panel distribution unit (PDU) yang semuanya adalah titik tunggal penyebab kegagalan.

Penjelasan sistem
MTBF (jam)
MTTR (jam)
Ketersediaan
Keandalan
(satu tahun)
Pengolahan ikan
134.072
2,08
0,9999845
93,88%
Pusat data
4.408,6
0,08
0,9999822
14,12%

Penjelasan sistem
MTBF (jam)
MTTR (jam)
Ketersediaan
Keandalan
(satu tahun)
Pabrik pengolahan ikan tanpa UPS
134.072
2,08
0,9999845
93,88%
Pusat data dengan UPS
115.900
1,55
0,9999867
94,59%
Tabel 4. Pengaruh jumlah komponen dan beban pada keandalan dan ketersediaan.
Penjelasan sistem
MTBF (jam)
MTTR (jam)
Ketersediaan
Keandalan
(satu tahun)
Pabrik ikan dengan satu freezer
86.529
4,68
0,9999443
90,62%
Pabrik ikan dengan 10 freezer
43.551
6,40
0,9998543
82,90%
Pusat data dengan satu komputer
94.740
2,36
0,9999756
93,09%
Pusat data dengan sepuluh komputer
72.805
2,36
0,9999678
90,63%
Tabel 5. Pengaruh waktu pada keandalan.
Penjelasan
Keandalan
(satu tahun)
Keandalan
(lima tahun)
Keandalan
(sepuluh tahun)
Pabrik ikan dengan satu freezer
90,62%
60,27%
36,17%
Pabrik ikan dengan sepuluh freezer
82,90%
36,72%
13,70%
Pusat data dengan satu komputer
93,09%
68,43%
45,91%
Pusat data dengan sepuluh komputer
90,63%
59,39%
35,33%
Bagaimana meminimumkan titik tunggal penyebab kegagalan? Solusinya adalah dengan menambahkan redundansi. Gambar 3 memperlihatkan bagaimana redundansi bisa mengurangi titik tunggal penyebab kegagalan. Untuk membuat ATS bukan lagi single point of failure, kita menambahkan ATS kedua dan juga busbar input kedua. UPS dan saklar statik juga kita gandakan. Busbar output juga kita gandakan. Keluaran UPS memasok beban melalui automatic static transfer switch (ASTS). Sekarang, hanya ASTS dan PDU, serta bebannya sendiri yang merupakan single point of failure. Tabel 6 memperlihatkan hasil analisis keandalan dua macam sistem ketenagalistrikan untuk memasok pusat data. Jelas bahwa redundansi akan meningkatkan ketersediaan dan keandalan sistem.

Penjelasan
MTBF (jam)
MTTR (jam)
Ketersediaan
Keandalan (satu tahun)
Keandalan (lima tahun)
Keandalan (sepuluh tahun)
Pusat data dengan satu UPS
72.805
2,36
0,9999678
90,63%
59,39%
35,33%
Pusat data dengan UPS redundan
160.617
2,36
0,9999726
94,70%
76,55%
57,48%
Apakah mungkin menghilangkan semua titik tunggal penyebab kegagalan? Jawabannya adalah mungkin. Solusinya adalah dengan menggunakan beban yang dilengkapi catu daya ganda atau dual cord. Dengan catu daya ganda, kita tidak lagi memerlukan ASTS tetapi memerlukan dua PDU. Kedua PDU memasok beban melalui catu daya gandanya. Jelas pada kondisi ini, satu-satunya single point of failure tinggal bebannya itu sendiri.

Jelas bahwa semakin tinggi keandalan yang diinginkan maka semakin tinggi pula biaya yang harus dikeluarkan. Untuk melakukan justifikasi biaya yang harus keluar biasanya dilakukan analisis resiko jika terjadi kegagalan. Resiko kerugian finansial yang terjadi bisa dihitung sebagai berikut:
Yang paling sulit disini adalah menentukan besarnya kerugian pada setiap kegagalan karena ada banyak faktor yang berpengaruh. Ada banyak biaya langsung dan biaya tak langsung yang berpengaruh dalam menentukan besarnya kerugian pada setiap kegagalan. Perlu pula dicatat bahwa menambahkan banyak komponen atau peralatan tidak selalu menaikkan ketersediaan atau keandalan. Ada titik optimum yang mana penambahan peralatan malah menurunkan keandalan.



Fault Tree Analysis

Kelompok 2
Rizka Azhari Y.F. 
21090114120022

Akbar Ramadhan
21090114120044

Alfri Rakanda Putra
21090114130094

Fault Tree Analysis adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi resiko yang berperan terhadap terjadinya  kegagalan.  Metode ini dilakukan dengan pendekatan yang bersifat top down, yang diawali dengan asumsi kegagalan atau kerugian dari kejadian puncak (Top Event) kemudian merinci sebab-sebab suatuTop Event sampai pada suatu kegagalan dasar (root cause).

Fault Tree Analysis merupakan metode yang efektif dalam menemukan inti permasalahan karena memastikan bahwa suatu kejadian yang tidak diinginkan atau kerugian yang ditimbulkan tidak berasal pada satu titik kegagalan. Fault Tree Analysis mengidentifikasi hubungan antara faktor penyebab dan ditampilkan dalam bentuk pohon kesalahan yang melibatkan gerbang logika sederhana.
Gerbang logika menggambarkan kondisi yang memicu terjadinya kegagalan, baik kondisi tunggal maupun sekumpulan dari berbagai macam kondisi. Konstruksi dari fault tree analysis meliputi gerbang logika yaitu gerbang AND dan gerbang OR. Setiap kegagalan yang terjadi dapat digambarkan ke dalam suatu bentuk pohon analisa kegagalan dengan mentransfer atau memindahkan komponen kegagalan ke dalam bentuk simbol (Logic Transfer Components) dan Fault Tree Analysis.
Istilah-istilah dalam Fault Tree Analysis disajikan pada Tabel 1

Tabel 1 Istilah dalam metode Fault Tree Analysis
Istilah
Keterangan
Event
Penyimpangan yang tidak diharapkan dari suatu keadaan normal pada suatu komponen dari sistem
Top Event
Kejadian yang dikehendaki pada “puncak” yang akan diteliti lebih lanjut ke arah kejadian dasar lainnya dengan menggunakan gerbang logika untuk menentukan penyebab kegagalan
Logic Event
Hubungan secara logika antara input dinyatakan dalam AND dan OR
Transferred Event
Segitiga yang digunakan simbol transfer. Simbol ini menunjukkan bahwa uraian lanjutan kejadian berada di halaman lain.
Undeveloped Event
Kejadian dasar (Basic Event) yang tidak akan dikembangkan lebih lanjut karena tidak tersedianya informasi.
Basic Event
Kejadian yang tidak diharapkan yang dianggap sebagai penyebab dasar sehingga tidak perlu dilakukan analisa lebih lanjut.

Simbol-simbol dalam Fault Tree Analysis yang digunakan dalam menguraikan suatu kejadian disajikan pada Tabel 2
Tabel 2 Simbol-simbol dalam Fault Tree Analysis

    Manfaat dari metode fault tree analysis adalah:
1.      Dapat menentukan faktor penyebab yang kemungkinan besar menimbulkan kegagalan.
2.      Menemukan tahapan kejadian yang kemungkinan besar sebagai penyebab kegagalan.
3.      Menganalisa kemungkinan sumber-sumber resiko sebelum kegagalan timbul.
4.      Menginvestigasi suatu kegagalan.
           Contoh penggunaan fault tree analysis secara sederhana adalah sebagai berikut.


            
   Jadi secara umum metode fault tree analysis adalah sebuah metode menyelesaikan kasus apabila terjadi sesuatu kegagalan atau hal yang tidak diinginkan dengan mencari akar-akar permasalahan Basic Events yang muncul dan diuraikan dari setiap indikasi kejadian puncak (Top Event). 

       Metode ini dapat dikembangkan secara lanjut dengan metode probabilitas dari setiap akar permasalahan dan dihitung berapa persen kemungkinan pengaruh Basic Event terhadap Top Event.


Failure Distribution

Kelompok 2 Rizka Azhari Y.F.  21090114120022 Akbar Ramadhan 21090114120044 Alfri Rakanda Putra 21090114130094 Beberapa fakto...